OLEH
NAMA: PIETRO MAORESIO PUTRA SAKEREBAU
NIM: 201501023
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK
ST. VINCENTIUS A PAULO
SURABAYA
2016
LEMBARAN PERSETUJUAN
Laporan Field Trip ini telah disetujui
Pada tanggal, ... juni 2016
Menyetujui,
Pembimbing Akademik Keperawatan Dasar
Yuni Kurniawaty S.Kep.,Msi.,Ners
NRK: 09-031
Mengetahui,
Ketua Program Sudi Keperawatan
Raditya Kurniawan Djoar, MS.,Ners
NRK: 05-024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan YME, karena atas segala berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat melaksanakan kegiatan Field Trip yang berlangsung pada tanggal, 17-18 Mei 2016 di Rumah Sakit Katolik St.Vincentius A Paulo Surabaya, sehingga penulis dapat menyusun laporan ini yang berjudul “Field Trip Keperawatan Dasar”.
Selama pelaksanaan Field Trip dan pembuatan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan dukungan dan bimbingan dari berbagai Pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
Kepala ruangan Rumah Sakit yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan Field Trip.
Clicinal Educator (CE) beserta perawat Rumah Sakit yang sudah bersedia mendampingi dan memberikan arahan selama Field Trip.
Pembimbing akademik yang telah memberi bimbingan pada penulis dalam pelaksanaan kegiatan Field Trip dan penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa hasil laporan kegiatan Field Trip ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, Penulis berharap kepada semua pihak yang sekiranya membaca laporan ini dapat memberikan saran dan kritik yang bertujuan demi kesempurnaan laporan ini, penulis terima dengan senang hati, agar di kemudian hari penulis dapat menyempurnakan laporan ini.
Demikianlah kata pengantar ini penulis sampaikan, semoga hasil laporan Field Trip ini bermanfaat bagi pengembangan pendidikan di Indonesia, khususnya dalam pengembangan dan pemantapan Profesional Keperawatan.
Surabaya, 19 Mei 2016
Penulis,
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Profesi keperawatan merupakan profesi yang memiliki keunikan yang terbentuk dari seni dan ilmu pengetahuan dalam kesehatan. Keperawatan dasar merupakan salah satu mata kuliah dasar bagi para calon Perawat. Sebagai perawat yang Profesional dalam pemberian asuhan Keperawatan, Perawat harus dapat memenuhi kebutuhan dasar pasiennya.
Pada Program Studi D3 Keperawatan sebagai program yang akan menghasilkan tenaga vokasional yang Profesional harus dibekali dengan keterampilan pemenuhan kebutuhan dasar manusia, sehingga dianggap perlu sebelum mahasiswa praktek ke tatanan nyata maka diberi kesempatan untuk orientasi mengenai aktivitas di rumah sakit yang berhubungan dengan Keperawatan dasar. Aktivitas tersebut antara lain memandikan pasien ditempat tidur, menyikat gigi, merapikan dan mengganti alat tenun dengan pasien dan tanpa pasien, pengukuran Tanda Tanda Vital (tekanan darah, nadi, suhu, respirasi), dan menghitung tetesan infus. Serta beberapa kompetensi tambahan.
Keterampilan Keperawatan Dasar umumnya dapat dilakukan secara mandiri oleh orang yang sehat sehingga lebih mudah dimengerti dan dibayangkan. Namun, pada kenyataan di lapangan, apa yang diamati tidaklah semudah yang dibayangkan karena di lapangan langsung berhadapan dengan orang yang kondisi sakit.
Perjalanan studi secara langsung ini dapat dilakukan melalui kuliah lapangan (Field Trip). Sehingga mahasiswa tidak hanya memahami teori dengan menerima materi tersebut secara mentah saja. Namun, mahasiswa dituntut untuk mampu menganalisa dan melakukan tindakan dengan baik apabila dihadapkan secara langsung di lapangan.
Tujuan
Adapun tujuan dari kuliah lapangan (Field Trip) ini adalah sebagai berikut yaitu:
Mengetahui cara melakukan tindakan keperawatan di tatanan nyata.
Mengamati dan memahami secara langsung tindakan keperawatan.
Mengetahui gambaran yang realistis mengenai kegiatan di Rumah Sakit.
Menambah pengetahuan dan informasi tentang dunia kerja.
Memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah.
Manfaat
Manfaat kegiatan Field Trip dalam pembahasan ini dapat dikemukakan menjadi dua sisi diantaranya adalah:
Bagi penulis.
Menambah wawasan penulis mengenai tindakan keperawatan secara langsung di lapangan khususnya dalam melayani pasien di Rumah Sakit, untuk selanjutnya dijadikan sebagai acuan dalam merawat pasien sebagai manusia yang holistik.
Bagi Institusi.
Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas maupun kuantitas Institusi Pendidikan Kesehatan yang ada, termasuk para pendidik yang ada di dalamnya, serta penentu kebijakan dalam Institusi pendidikan kesehatan. Dan juga dapat menjadi pertimbangan untuk diterapkan dalam dunia pendidikan kesehatan sebagai pengembangan metode pembelajaran praktika di masa depan agar lebih baik dan efektif.
BAB 2
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil Kegiatan Dan Pembahasan
Hasil dari kegiatan kuliah lapangan ini sangat memberikan pengetahuan dan gambaran yang jelas tentang teori yang didapatkan dalam perkuliahan, dan membandingannya ketika diaplikasikan pada dunia nyata atau secara langsung pada pasien dengan latar belakang dan kepribadian yang berbeda sehingga penulis dapat melakukan pembahasan perbedaan antara teori yang didapatkan dalam perkuliahan dengan pengaplikasian tindakan secara nyata di Rumah Sakit. Selain itu, kuliah lapangan ini juga dapat memberi pengalaman bagaimana cara beradaptasi dengan lingkungan dan cara perawatan pasien di Rumah Sakit.
Adapun beberapa hasil capaian kegiatan dan pembahasan prosedur tindakan yang sudah dilaksanakan di Paviliun 6 Rumah Sakit Katolik St. Vincentius A Paulo Surabaya yang dibahas penulis dalam laporan Field Trip adalah sebagai berikut:
Tabel Hasil Kegiatan.
Merapikan tempat tidur tanpa pasien.(Pasien pulang)
Bantal di letakkan diatas kursi.
Melipat selimut
Menyimpan selimut pasien dalam lemari pasien.
Merapikan dan membersihkan tempat tidur tanpa mengganti alat tenun.
Meletakkan bantal kembali di tempat tidur.
Kursi di letakkan di luar.
Meja diletakkan di depan bed.
Mengembalikan alas yang kotor, guling dicuci/jemur.
Memandikan pasien di tempat tidur dengan menggunakan wash gloves
Persiapan alat yang di butuhkan.
Persiapan pasien.
Memberitahukan kepasien tindakan yang akan dilakukan.
Menutup ruangan/korden dan memberikan penerangan/lampu.
Memindahkan bantal yang tidak dibutuhkan.
Melipat selimut dan menggeser selimut ke arah pasien.
Melepas pakaian atas pasien dan menutup tubuh bagian atas pasien dengan handuk.
Memandikan daerah muka/wajah dengan menggunakan wash gloves.
Telinga dan leher di seka dengan wash gloves lalu keringkan.
Memandikan lengan pasien dengan wash gloves.
Memandikan tangan pasien terjauh dari perawat,di lanjutkan lengan terdekat lalu keringkan.
Memandikan bagian dada dan perut dengan wash gloves.
Handuk penutup di turunkan sampai bawah perut,handuk lain dibentangkan didekat perawat.
Lengan pasien di keataskan bagian ketiak dan perut bagian bawah di seka dengan wash gloves, lalu keringkan bila perlu gunakan/berikan minyak gosok/bedak tipis-tipis.
Tubuh bagian atas langsung dikenakan pakaian agar pasien tidak kedinginan,apabila pasien tidak dapat melakukan kegiatan tanpa bantuan perawat baju pasien di pasang hanya menutupi bagian depan saja.
Memandikan bagian belakang dengan wash gloves.
Celana/pempers di lepas.
Pasien di miringkan kekiri atau kekanan membelakangi perawat (bisa dengan bantuan perawat lain bagi pasien yang memerlukan)
Handuk di bentangkan di bawah punggung sampai bokong pasien.
Punggung sampai pinggang bawah di seka dengan wash gloves lalu keringkan.
Memandikan bagian bawah wash gloves diganti.
Bokong sampai daerah perineal dan pangkal paha bagian belakang diseka lalu keringkan bila perlu di beri bedak/minyak gosok
Pasien diposisikan terlentang.
Memandikan kaki pasien dengan wash gloves.
Handuk bawah di bentangkan di bawah kedua kaki pasien.
Kaki terjauh dari perawat di letakkan di atas handuk dan lutut ditekuk.
Seluruh kaki mulai pangkal paha sampai telapak dan sela-sela jari kaki di seka lalu keringkan
Kaki terdekat dengan perawat di seka dengan cara yang sama.
Memandikan selangkangan dan genetalia dengan wash gloves.
Handuk di bentangkan dibawah bokong pasien kedua lutut di tekuk dan paha dibuka
Selangkangan dan genetalia diseka dengan wash gloves
lalu memngeringkan daerah genetalia.
Handuk kemudian diangkat setelah semua selesai.
Mengenakan pakaian pasien atau memasang pempers dengan rapi.
Kemudian mengatur posisi pasien dengan nyaman.
Alat-alat di bersihkan
Perawat mencuci tangan.
Ditemukan adanya perbedaan antara teori dengan tindakan yang dilakukan di Paviliun 6 Rumah Sakit Katolik St. Vincentius A Paulo Surabaya.
Di paviliun 6 memandikan pasien dengan menggunakan wash gloves 2 buah satu pasien. Menurut Larson (2004), memandikan pasien dengan menggunakan waslap 3 buah, sabun mandi, baskom berisi air hangat atau air dingin. Jika dilihat dari segi ekonomis dan waktu, penggunaan wash gloves lebih efisien dari pada mandi konvesional (mandi dengan air, sabun mandi dan waslap). Namun, apabila dilihat dari kebersihan dan kenyamanan pasien dalam penggunaan wash gloves, lebih bersih dan lebih nyaman penggunaan washlap, sabun mandi dan air. Karena pada saat perawat memandikan pasien dengan menggunakan wash gloves 2 buah dimana wash gloves 1 untuk memandikan seluruh tubuh, sedangkan wash gloves 2 untuk memandikan daerah genetalia pasien, kebersihan pasienpun tidak terjamin disebabkan penggunaan wash gloves yang berulang-ulang tanpa mengganti wash gloves baru dan kenyamanan pasienpun tidak senyaman mandi dengan washlap, sabun mandi dan air, karena wash gloves mengandung zat anti septik. Sedangkan memandikan pasien dengan menggunakan washlap 3 buah, sabun mandi dan air, lebih terjamin kebersihan dan kenyamanan pasien. Karena air yang digunakan adalah air mengalir yang di masukkan kedalam baskom dan penggunaan washlappun selalu dicuci atau dibilas dengan air, apabila air terlihat sudah kotor Perawat dapat mengganti dengan air bersih, begitupun penggunaan washlap dapat diganti dengan washlap yang lain bila washlap yang digunakan sebelumnya sudah terlihat kotor walaupun mandi konvesional membutuhkan waktu yang cukup lama, akan tetapi mandi konvesional lebih terjamin kebersihan dan kenyamanan pasien.
Mengukur tekanan darah
Menyiapkan alat yang dibutuhkan.
Persiapan pasien.
Menjelaskan tindakan kepasien.
Memasang manset di lengan pasien atau daerah bracialis.
Menghubungkan pipa tensimeter dengan pipa manset lalu membuka kunci reservoir.
Meletakkan stetoskop di bagian diafragma tepat diatasnya,arteri bracialis.
Memompa balon dan menurunkan air raksa secara perlahan.
Mendengarkan bunyi systole dan dyastole
Melipat manset
Merapikan pasien
Mencatat hasil tekanan darah.
Ditemukan adanya perbedaan antara teori dengan tindakan yang dilakukan di Paviliun 6 Rumah Sakit Katolik St. Vincentius A Paulo Surabaya.
Di Paviliun 6 mengukur tekanan darah Perawat langsung memasang manset tanpa menggulung lengan baju pasien. Menurut Potter dan Perry (1987), Perawat menggulung lengan baju pasien. Dengan kebiasan dan pengalaman perawat dalam hal melakukan tindakan seperti pengukuran tekanan darah, perawat tidak menggulung lengan baju pasien. Akan tetapi, untuk hasil yg lebih jelas dan efisien dalam hal pengukuran tekanan darah, seharusnya Perawat menggulung lengan baju pasien agar fossa cubiti terlihat.
Mengukur suhu melalui axila
Persiapan alat.
Memeriksa termometer dan menurunkan air raksa sampai 350C.
Menjelaskan tindakan kepasien.
Memasang termometer di axila
Mengangkat termometer setelah 5-10 menit.
Mencatat hasil pada buku.
Ditemukan adanya perbedaan antara teori dengan tindakan yang dilakukan di Paviliun 6 Rumah Sakit Katolik St. Vincentius A Paulo Surabaya.
Di paviliun 6 pada saat pengukuran suhu aksila pada pasien Perawat tidak mengeringkan daerah axila pasien dan setelah pengukuran selesai, Perawat tidak membersihkan termometer. Sedangkan menurut Johnson (2009), keringkan axila pasien (hal ini dapat dilakukan sendiri oleh pasien) dan setelah pengukuran selesai, termometer dibersihkan dengan menggunakan kasa alkohol. Seharusnya dalam perawatan pasien, perawat mengutamakan kebersihan agar pasien terhindar dari bakteri atau kuman penyakit yang membahayakan pasien.
Menghitung denyut nadi
Persiapan alat yang dibutuhkan.
Menjelaskan tindakan kepasien.
Meletakkan tiga jari tengah diatas arteri radialis.
Memberikan tekanan ringan diatas arteri radialis.
Mengamati keteraturan dan prekuensi denyut nadi.
Menghitung denyut nadi.
Bila nadi teratur dihitung selama 30 detik dan dikalikan 2, bila nadi tidak teratur di hitung selama 1 menit.
Mencatat hasil dalam buku.
Menghitung tetesan infus
Persiapan alat yang dibutuhkan.
Menjelaskan tindakan kepasien.
Melihat posisi lokasi pemasangan infus, dan memperhatikan tetesan lancar/tidak lancar.
Menghitung tetesan infus dengan rumus
Mengatur tetesan infus sesuai dengan jumlah tetesan/menit.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari penjelasan yang sudah penulis jabarkan dari bagian-bagian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pada tanggal, 17-18 Mei 2016 Mahasiswa D3 Keperawatan STIKES Katolik St. Vincentius A Paulo Surabaya mengadakan perjalanan kuliah lapangan atau Field Trip di Paviliun 6 Rumah Sakit St. Vincentius A Paulo Surabaya. Dengan adanya kuliah lapangan ini mahasiswa dapat membandingkan antara materi yang didapatkan di perkuliahan dengan pengaplikasian secara nyata di Rumah Sakit. Terdapat beberapa perbedaan antara materi dan praktek walaupun tidak signifikan. Beberapa hal diantaranya karena kebijakan rumah sakit atau karena faktor masing-masing pasien.
Ada beberapa hasil kegiatan diantaranya :
Memandikan pasien di tempat tidur.
Pengukuran Tanda-tanda Vital (tekanan darah, nadi, suhu, respirasi).
Menghitung tetesan infus
Jenis kegiatan tersebut merupakan hal yang bermanfaat bagi Mahasiswa D3 Keperawatan untuk mendapatkan informasi dan menambah ilmu yang berkaitan dengan jenis kegiatan di atas.
3.2 Saran
Saran dalam pembahasan ini dapat dikemukakan menjadi dua sisi diantaranya adalah:
Saran bagi penulis
Perlu untuk menambah dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan tindakan keperawatan secara nyata di lapangan.
Saran bagi Institusi
Agar lebih meningkatkan mutu bimbingan dan upaya pendidikan yang diberikan kepada mahasiswa dalam hal pelaksanaan praktek klinik
DAFTAR PUSTAKA
Johnson. D., L. L. (2009). Patients bath basins as potential sources of infection. A multicenter sampling study. Am,erican journal of critical care., 18(1). 31-38. Doi: 10.40378/aicc2009968.
Larson. B. E. L, .. C. (2004). Comparison of Traditional And Disposable Bed Baths In Critically lll Patients Hospital. P., 13(3) 235-242.
Potter, P. A. (1987). Fundamental Keperawatan (7 ed.). 2010. (A.Perderika, Trans.) Jakarta: Selemba Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar